JAKARTA, - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta tak lebih sibuk urus partai ketimbang negara Indonesia yang dipimpinnya. Menjelang masa akhir jabatan, Presiden seharusnya all out atau habis-habisan berjuang mengurus negara untuk Indonesia yang lebih baik.
"Ini waktu yang sempit buat mengurus negara. Jangan dipakai untuk ngurus partai, disambi. Dia harus all out," ujar mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution, di Jakarta, Selasa (12/2/2013). Masa jabatan Presiden akan habis pada 2014.
Tak hanya Presiden, para menteri juga diminta lebih fokus mengurus negara. Adnan mengingatkan, SBY untuk menuntaskan janjinya di awal masa jabatan. Salah satunya adalah tekad memerangi korupsi. "SBY waktunya tinggal dua tahun menjabat. Sekarang harusnya all out, membuktikan kemampuannya sebagai Presiden, kepala eksekutif, pemerintahan, membersihkan negara ini dari korupsi. LMebih baik lah kondisinya," kata Adnan.
Sebelumnya, berbagai pihak menilai Presiden lebih sibuk mengurusi prahara Partai Demokrat ketimbang negara. Hal itu terjadi setelah SBY selaku Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai mengambil alih kendali Partai Demokrat sebagai solusi penyelamatan partainya.
Hasil beberapa lembaga survei terakhir, elektabilitas Partai Demokrat mengalami penurunan drastis. Penurunan tersebut disebut sebagai dampak kader partai yang terjerat korupsi.
"Ini waktu yang sempit buat mengurus negara. Jangan dipakai untuk ngurus partai, disambi. Dia harus all out," ujar mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution, di Jakarta, Selasa (12/2/2013). Masa jabatan Presiden akan habis pada 2014.
Tak hanya Presiden, para menteri juga diminta lebih fokus mengurus negara. Adnan mengingatkan, SBY untuk menuntaskan janjinya di awal masa jabatan. Salah satunya adalah tekad memerangi korupsi. "SBY waktunya tinggal dua tahun menjabat. Sekarang harusnya all out, membuktikan kemampuannya sebagai Presiden, kepala eksekutif, pemerintahan, membersihkan negara ini dari korupsi. LMebih baik lah kondisinya," kata Adnan.
Sebelumnya, berbagai pihak menilai Presiden lebih sibuk mengurusi prahara Partai Demokrat ketimbang negara. Hal itu terjadi setelah SBY selaku Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai mengambil alih kendali Partai Demokrat sebagai solusi penyelamatan partainya.
Hasil beberapa lembaga survei terakhir, elektabilitas Partai Demokrat mengalami penurunan drastis. Penurunan tersebut disebut sebagai dampak kader partai yang terjerat korupsi.
sumber klik Disini
0 komentar:
Post a Comment